Minggu, 15 Januari 2012

5 Teknologi Ramah Lingkungan Untuk Masa Depan

http://www.uniknya.com/author/uniknya-com/
Oleh : GAlih Pakuan dan Iqbal Vetra
[UNIKNYA.COM]: Kesadaran akan pentingnya untuk menjaga bumi yang lebih sehat demi kelangsungan generasi di masa mendatang mendorong pelaku industri menciptakan dan mempergunakan teknologi baru dengan memaksimalkan penggunaan sumber daya alam yang baru dan terbaharukan, seperti teknologi listrik yang dihasilkan oleh tenaga angin, panas bumi, dan sumber daya air tenaga surya ataupun bahan bakar bio. Sebuah perubahan dramatis yang akan disiapkan oleh Negara-negara dunia untuk menciptakan sumber energi yang ramah lingkungan. Berikut Uniknya.com menghimpun 5 Teknologi ramah lingkungan untuk masa depan:

1. Meningkatkan Sistem Panas Bumi (Enhanced Geothermal Systems / EGS)
Tujuan dari sistem ini adalah memanfaatkan panas alami yang dihasilkan oleh bumi untuk menghasilkan sumber  listrik. Panas yang berasal dari dalam bumi dihasilkan dari reaksi keseluruhan unsur-unsur radioaktif seperti uranium dan potassium. Reaksi nuklir yang sama saat ini masih terjadi di matahari dan bintang-bintang yang tersebar di jagad raya. Reaksi ini menghasilkan panas hingga jutaan derajat celcius. Permukaan bumi pada awal terbentuknya juga memiliki panas yang dahsyat. Namun setelah melewati masa milyaran tahun, temperatur bumi terus menurun dan saat ini sisa-sisa reaksi nuklir tersebut hanya terdapat dibagian inti bumi saja. Pada kedalaman 10.000 meter atau 33.000 kaki, energi panas yang dihasilkan bisa mencapai 50.000 kali dari jumlah energi seluruh cadangan minyak bumi dan gas alam yang masih tersimpan di dunia. Inilah yang menjadi sumber energi panas bumi.
Keberhasilan di proyek EGS seperti di Cooper Basin di Australia, di mana mereka mencapai  tiga setengah kapasitas aliran  setelah pengeboran  ke 250 ° C hingga empat kilometer di bawah tanah. EGS adalah beban dasar sumber daya, yang mampu untuk menghasilkan tenaga listrik 24 jam sehari. Mengandalkan Sistem panas bumi ini juga sangat ekonomis untuk mendirikan sebuah pengoperasian EGS daripada mendirikan pabrik pembakaran batubara listrik baru.

Silahkan Klik untuk Melihat Gambar ... Buka




2. Nanosolar (Energi listrik tenaga surya)
Energi listrik tenaga surya selalu menjadi salah satu sumber energi terbaik, karena dalam pengoperasiannya tidak melepaskan gas gas berbahaya ke udara.  Namun biaya produksi dan operasionalnya secara historis cukup tinggi, tetapi lebih intensif dalam menghasilkan energi listrik. Nanosolar berhasil mengurangi biaya produksi dari $ 3 per watt sampai 30 sen per watt selama pembuatan sel PowerSheet mereka.  Panel surya ini dapat memaksimalkan transfer sinar matahari menjadi listrik. Dan harus ditempatkan dimana langsung kontak dengan cahaya matahari tanpa terhalangi oleh benda atau obyek. Perusahaan Nanosolar ini secara ambisius akan memproduksi massal  energi surya dengan biaya yang efisien di pabrik mereka di San Jose. yang diharapkan akan menghasilkan tenaga sebanyak 430 megawatt per tahun, atau empat kali produksi gabungan dari semua perusahaan yang ada, yang berbasis tenaga surya.

Silahkan Klik untuk Melihat Gambar ... Buka




3. Mencegah dan Mengendalikan Emisi CO2 (Carbon Capture & Storage / CCS)
Berbagai cara ditempuh untuk mencegah dan mengendalikan emisi CO2.  Mencegah emisi CO2 jelas lebih murah tetapi lebih sulit. Bagaimana mungkin menghentikan pengeboran migas (bahan bakar fosil), menghentikan industri baja, semen, LNG serta menghentikan  transportasi. Karena itu sejak tahun 1980-an negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris, Perancis dan Norwegia berjibaku mencari jalan mengendalikan emisi CO2 agar tidak dilepas ke atmosfer. Cara untuk menangani Emisi CO2 adalah dengan cara memanfaatkan teknologi dengan memisahkan Emisi CO2 dan kemudian menguburnya jauh di bawah tanah.
Jepang merupakan salah satu negara terbaru yang menerapkan teknologi CCS. Pada tahun 2009 dialokasikan 3,3 miliar yen ( 35 juta dollar AS) untuk proyek tersebut dan pada Maret 2010 mulai menyimpan CO2 100,000 ton per tahun. Sebuah organisasi penelitian pemanasan global Jepang, Research Institute of Innovative Technology for the Earth  memperkirakan 150 miliar ton CO2 dapat disimpan bawah tanah di Jepang dan di sekitar wilayah pesisir dalam laut. Bagaimana penerapan teknologi carbon capture storage (CCS) di Indonesia? Agaknya masih jauh, karena belum ada negara berkembang yang mengembangkan risetnya. Apalagi mengaplikasikannya. Hal tersebut disebabkan biayanya yang mahal dan jauh dari komersial.
Silahkan Klik untuk Melihat Gambar ... Buka




4. Tenaga Nuklir
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) adalah stasiun pembangkit listrik thermal di mana panas yang dihasilkan diperoleh dari satu atau lebih reaktor nuklir pembangkit listrik. Satu gram U-235 setara dengan 2650 batu bara, membuat sumber tenaga ini memberikan efisiensinya yang sangat tinggi. Semakin efisiensi sebuah proses, semakin banyak keuntungan (baik finansial maupun teknologi) yang didapat. Banyak Negara – Negara di dunia menggunakan PLTN.
 Selain dari efisiensinya Tenaga nuklir lebih ramah lingkungan. Batu bara, minyak bumi, dan gas alam dapat berperan sebagai bahan bakar untuk mendidihkan air, tapi semuanya adalah penghasil polusi udara. Nuklir tidak memberikan polusi udara, kecuali limbah radioaktif yang dapat dikelola dengan teknik tersendiri.  Teknologi PLTN juga jauh lebih canggih daripada pembangkit listrik lainnya. Prinsip dalam teknik adalah semakin canggih, semakin aman.

Silahkan Klik untuk Melihat Gambar ... Buka




5. Jaringan Cerdas (Smart Grids)
Smart grid merupakan sistem ketenagalistrikan generasi baru yang dicirikan oleh meningkatnya penggunaan komunikasi dan teknologi informasi dalam pembangkitan, distribusi dan konsumsi energi listrik. Ini merupakan sumber energi kelistrikan dengan konsep terintegrasi dan mengurangi ketergantungan terhadap sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Beberapa sumber energi potensial yang dapat digunakan dalam pengembangan konsep ini adalah panas matahari dan panas bumi.
Menurut laporan Badan Energi Internasional , antara tahun 2003 hingga tahun 2030 dari seluruh dunia akan menghabiskan dana lebih dari 16 triliun dollar untuk mengembangkan dan menginstal smart grid. Tujuan utama smart grid adalah untuk mengatasi masalah umum sistem jaringan listrik saat ini. Smart grid akan membuat pendistribusian dan penggunaan energi yang lebih efisien dan hemat biaya.
Sedangkan di Indonesia  Smart Grid  sedang dikembangkan. Untuk menyuplai kebutuhan listrik dalam negeri memiliki tingkat kerumitan tersendiri. Pasalnya letak geografis dengan jumlah pulau yang mencapai 13.487 baru 67% yang sudah mendapatkan saluran listrik. Banyak negara maju yang sudah menerapkan smart grid menuju masyarakat smart electrification. Seperti di Australia, Korea Selatan dan Norwegia.(**)

Silahkan Klik untuk Melihat Gambar ... Buka
 
ARIESTA SULISTYO ASIH

UAS TI 2011http://www.mediafire.com/download.php?d5mx0bdb2xyvg6n

Selasa, 11 Oktober 2011

pala kaya manfaat

kompas.com Salah satu rempah favorit di negeri ini adalah pala. Selain memiliki nilai ekonomis tinggi, pala juga merupakan herba serba bisa. Kandungan kimianya jadi solusi alami untuk meredakan stres dan gangguan insomnia    Pala (Myristica fragan Haitt) merupakan rempah asli Indonesia. Sudah lama pala dikenal sebagai rempah-rempah penghasil minyak atsiri. Minyak ini merupakan salah satu bahan dasar dalam industri minuman dan kosmetik. Secara umum manfaat pala diambil dari kulit batang hingga daging buahnya.  Ringankan nyeri  Batang pohon pala biasa disebut kino, sering dimanfaatkan sebagai kayu bakar. Kulit batang dan daun tanamannya menghasilkan minyak atsiri.  Selain itu, ada juga fuli atau benda yang menyelimuti buah berbentuk seperti anyaman, dan biasa disebut bunga pala. Bunga pala ini dalam bentuk kering banyak dijual di dalam negeri.  Secara turun-temurun, pala dimanfaatkan sebagai herba, terutama biji dan daging buahnya. Biji pala diyakini sangat baik untuk mengobati gangguan pencernaan, muntah-muntah, dan lain-lain.  Buah pala dapat meringankan semua rasa sakit dan nyeri akibat tubuh kedinginan serta lambung dan usus “masuk angin”. Daging buah pala sangat baik dan digemari masyarakat jika telah diproses menjadi makanan ringan, misalnya asinan, manisan, atau selai pala.  Tidak hanya di dalam negeri, di beberapa negara di benua Eropa dan Asia, pala juga cukup dikenal. Pala sering digunakan sebagai ramuan untuk terapi gangguan tidur, stres, mencegah dehidrasi, dan meningkatkan stamina.  Redakan stres  Berdasarkan penelitian yang dilakukan National Science and Technology Authority, dalam bukunya Guidebook on the Proper Use of Medicinal Plants, terungkap bahwa buah pala mengandung senyawa-senyawa kimia yang bermanfaat untuk kesehatan. Kulit dan daging buah pala mengandung minyak atsiri dan zat samak, sedangkan fuli atau bunga pala mengandung minyak atsiri, zat samak, dan zat pati.  Biji pala memiliki kandungan minyak atsiri, saponin, miristisin, elemisi, enzim lipase, pektin, lemonena, dan asam oleanolat. Jadi, hampir semua bagian buah pala mengandung senyawa-senyawa kimia yang bermanfaat bagi kesehatan.  Selain dibuat ramuan, pala juga dapat dijadikan bahan baku pembuatan sirop. Seperti diungkapkan Michael van den Bos, konsultan medis dan herba dari Herbacure Centre, buah pala dapat dijadikan sirop. Caranya, buah pala rebus untuk diambil sarinya. Tambahkan gula secukupnya bila suka.  “Sirop ini seperti minuman lain yang sifatnya menyegarkan. Sirop buah pala memiliki sifat menenangkan dan cocok untuk meredakan stres,” sebutnya.  Michael juga menyebutkan, karena bersifat menenangkan, ramuan berbahan baku pala cocok digunakan oleh mereka yang mengalami gangguan tidur atau insomnia, juga untuk melancarkan darah, meredakan gangguan lambung, nyeri, dan perut mulas karena masuk angin.  Saat ini di pasaran memang tidak banyak ekstrak pala yang dijual. Untunglah, beberapa pengobat telah mengembangkannya dalam bentuk seduhan yang berdiri sen-diri atau dicampur dengan herba lain.  Di pasar internasional, dikenal beberapa jenis pala, yakni Myristica fragrans Houtt, Myristica argentea Ware, Myristica fattua Houtt, Myristica specioga Ware, Myristica Sucedona BL, dan Myristica malabarica Lam.  Jenis pala yang banyak dikembangkan terutama Myristica fragrans, sebab memiliki nilai ekonomis tinggi dibandingkan dengan jenis lainnya. Disusul jenis Myristica argentea dan Myristica fattua.  Jenis Myristica specioga, Myristica sucedona, dan Myristica malabarica produksinya rendah, sehingga nilai ekonomisnya rendah pula. Sementara jenis Myristica fragrans relatif banyak dikembangkan di Indonesia karena merupakan habitatnya.  Meramu Myristica  Secara umum pemanfaatan pala sebagai ramuan herbal adalah dalam bentuk ekstrak, rebusan buah (sirop), atau manisan. Berikut contohnya:     
1.  Ramuan penenang : Ambil serbuk atau ekstrak pala 5-15 gram, campur dengan segelas jus apel atau pisang. Ramuan ini mampu mengurangi rasa tidak nyaman saat Anda sibuk bekerja atau ketika stres mendera.

2. Gangguan tidur : Ambil kurang lebih 5-15 gram serbuk pala (ekstraknya), campur ke dalam segelas susu maupun jus apel. Cara ini sangat aman dan tidak menimbulkan kecanduan seperti suplemen tidur lainnya.

3.  Dehidrasi : Ambil serbuk pala secukupnya, campur dengan segelas air putih atau air kelapa muda. Minum setiap setengah jam sebanyak-banyaknya.

4. Tingkatkan stamina : Anda dapat memakan langsung manisan buah pala atau minum siropnya. Pilih yang tidak mengandung pewarna atau pemanis buatan. Rasa alami manisan buah pala lebih dianjurkan. Hindari konsumsi dalam jumlah berlebih. Cara lain, Anda dapat menambahkan satu sendok teh serbuk pala ke dalam segelas air putih atau jus belimbing maupun jeruk.

Buah pala kaya manfaat

Buah pala banyak digunakan untuk menghilangkan rasa mual atau gejala mabuk saat berkendara. Pasalnya, buah yang memiliki nama latin Myristica Fragrans Houtt itu, memiliki sifat antiemetik yaitu senyawa kimia yang bermanfaat antara lain mengatasi rasa mual mau muntah.
Senyawa kimia buah pala tersebut terdapat di kulit, daging, biji pala hingga bunganya. Misalnya, kandungan minyak atsiri dan zat samak terdapat pada kulit dan daging buah pala. Sedangkan fuli atau bunga pala mengandung minyak atsiri, zat samak dan zat pati. Sedangkan dari bijinya sangat tinggi kandungan minyak atsiri, saponin, miristisin, elemisi, enzim lipase, pektin, lemonena dan asam oleanolat.
Senyawa- senyawa kimia tersebut sangat bermanfaat bagi kesehatan, diantaranya dapat membantu mengobati masuk angin, insomnia (gangguan susah tidur), bersifat stomakik untuk memperlancar pencernaan dan meningkatkan selera makan, karminatif untuk memperlancar buang angin, antiemetik untuk mengatasi rasa mual mau muntah, nyeri haid dan rematik.
Sementara itu, daging buah pala biasa diolah menjadi manisan atau bahan sirup, sementara bijinya seringkali digunakan untuk bumbu masak. Bunga pala atau fuli banyak digunakan sebagai bumbu masakan atau diekstrak sarinya menjadi bahan baku kosmetika dan parfum.
Ada beberapa ramuan buah pala yang diyakini dapat membantu menyembuhkan penyakit, antara lain:
* Nyeri haid. Ambil ½ sdt pala halus, 2 cm kunyit, 6 butir ketumbar, 1 buah cengkeh dan satu gelas air. Campur semua bahan dan rebus dengan api kecil sampai airnya tinggal setengah. Saring dan minum selagi hangat.
* Insomnia. Campur 1 sdt biji pala, 1 gelas susu segar, 1 sdt madu, 1 sdt pala halus dan ½ sdt gula batu. Rebus susu sampai mendidih, angkat dan campur dengan pala, madu dan gula batu. Aduk, saring dan minum selagi hangat.
* Mengatasi rasa mual dan muntah. Seduh 1 sdt pala halus dengan ¼ sdt garam halus dalam 1 gelas air hangat. Aduk rata dan minum selagi hangat beserta ampasnya.
* Meringankan gejala maag, masuk angin dan cegukan. Siapkan 100 ml air hangat, Campur dengan 1 sdt pala halus dan 2 sdt bubuk buah pisang batu. Minum beserta ampas selagi hangat. Sebaiknya pengobatan diulang sampai sembuh.
* Menyembuhkan suara parau. Campur 2 sdm pala jalus dengan 2 sdm jahe parut, 1 sdt cengkeh halus dan 3 tetes minyak kayu putih. campur semua bahan sampai terbentuk adonan menyerupai pasta. Oleskan pada leher seperti memakai masker, biarkan meresap selama 3 jam. Ulangi pengobatan sampai sembuh.
* Rematik. Bagi penderita rematik, mandilah dengan sabun pala secara teratur dan gosok pada bagian yang sakit dengan balsam pala. Kedua bahan ini dapat diperoleh di apotik atau toko obat.
Sumber : http://republika.co.id/berita/45637/Buah_Pala_Kaya_Manfaat

Senin, 10 Oktober 2011

P A L A ( Myristica Fragan Haitt )


1. SEJARAH SINGKAT
Pala (Myristica Fragan Haitt) merupakan tanaman buah berupa pohon tinggi asli
Indonesia, karena tanaman ini berasal dari Banda dan Maluku. Tanaman pala
menyebar ke Pulau Jawa, pada saat perjalanan Marcopollo ke Tiongkok yang
melewati pulau Jawa pada tahun 1271 sampai 1295 pembudidayaan tanaman pala
terus meluas sampai Sumatera.
2. JENIS TANAMAN
Tanaman pala memiliki beberapa jenis, antara lain: 1) Myristica fragrans Houtt, 2)
Myristica argentea Ware, 3) Myristica fattua Houtt, 4) Myristica specioga Ware, 5)
Myristica Sucedona BL, 6) Myristica malabarica Lam.
Jenis pala yang banyak diusahakan adalah terutama Myristica fragrans, sebab
jenis pala ini mempunyai nilai ekonomi lebih tinggi daripada jenis lainnya. Disusul
jenis Myristica argentea dan Myristica fattua. Jenis Myristica specioga, Myristica
sucedona, dan Myristica malabarica produksinya rendah sehingga nilai ekonomisnya
pun rendah pula.
3. MANFAAT TANAMAN
Selain sebagai rempah-rempah, pala juga berfungsi sebagai tanaman penghasil
minyak atsiri yang banyak digunakan dalam industri pengalengan, minuman dan
kosmetik.
1) Kulit batang dan daun
Batang/kayu pohon pala yang disebut dengan “kino” hanya dimanfaatkan sebagai
kayu bakar. Kulit batang dan daun tanaman pala menghasilkan minyak atsiri
2) Fuli
Fuli adalah benda untuk menyelimuti biji buah pala yang berbentuk seperti
anyaman pala, disebut “bunga pala”. Bunga pala ini dalam bentuk kering banyak
dijual didalam negeri.
3) Biji pala
Biji pala tidak pernah dimanfaatkan oleh orang-orang pribumi sebagai rempahrempah.
Buah pala sesungguhnya dapat meringankan semua rasa sakit dan rasa
nyeri yang disebabkan oleh kedinginan dan masuk angin dalam lambung dan
usus. Biji pala sangat baik untuk obat pencernaan yang terganggu, obat muntahmuntah
dan lain-lainya.
4) Daging buah pala
Daging buah pala sangat baik dan sangat digemari oleh masyarakat jika telah
diproses menjadi makanan ringan, misalnya: asinan pala, manisan pala,
marmelade, selai pala, kKristal daging buah pala.
5). SENTRA PENANAMAN
Jika dilihat data pada tahun 1971 lalu, luas tanaman pala di Indonesia sekitar 22.809
hektar dengan daerah penyebaran yang terpusat di Sulawesi, Irian Jaya. Aceh dan
Maluku.
6). SYARAT TUMBUH
5.1. Iklim
1) Tanaman pala juga membutuhkan iklim yang panas dengan curah hujan yang
tinggi dan agak merata/tidak banyak berubah sepanjang tahun.
2) Suhu udara lingkungan 20-30 derajat C sedangkan, curah hujan terbagi secara
teratur sepanjang tahun. Tanaman pala tergolong jenis tanaman yang tahan
terhadap musim kering selama beberapa bulan.
5.2. Media Tanam
1) Tanaman ini membutuhkan tanah yang gembur, subur dan sangat cocok pada
tanah vulkasnis yang mempunyai pembuangan air yang baik. Tanaman pala
tumbuh baik di tanah yang bertekstur pasir sampai lempung dengan kandungan
bahan organis yang tinggi.
2) Sedangkan pH tanah yang cocok untuk tanaman pala adalah 5,5 – 6,5. Tanaman
ini peka terhadap gangguan air, maka untuk tanaman ini harus memiliki saluran
drainase yang baik.
3) Pada tanah-tanah yang miring seperti pada lereng pegunungan, agar tanah tidak
mengalami erosi sehingga tingkat kesuburannya berkurang, maka perlu dibuat
teras-teras melintang lereng.
5.3. Ketinggian Tempat
Tanaman pala dapat tumbuh baik di daerah yang mempunyai ketinggian 500-700 m
dpl. Sedangkan pada ketinggian di atas 700 m, produksitivitas tanaman akan rendah.
6. PEDOMAN BUDIDAYA
6.1. Pembibitan
1) Perbanyakan Cara Generatif (Biji)
a) Pemilihan Biji
Perbanyakan dengan biji dapat dilakukan dengan mengecambahkan biji. Dalam
hal ini biji yang digunakan berasal dari:
1. Biji sapuan: biji yang dikumpulkan begitu saja tanpa diketahui secara jelas
dan pasti mengenai pohon induknya.
2. Biji terpilih: biji yang asalnya atau pohon induknya diketahui dengan jelas.
Dalam hal ini ada 3 macam biji terpilih, yaitu: (1) biji legitiem, yaitu biji yang
diketahui dengan jelas pohon induknya (asal putiknya jelas diketahui); (2) biji
illegitiem, yaitu biji yang berasal dari tumpang sari tidak diketahui, tetapi asal
putiknya jelas diketahui; (3) biji Propellegitiem, yaitu biji yang terjadi hasil
persilangan dalam satu kebun yang terdiri dua klon atau lebih.
Biji-biji yang akan digunakan sebagai benih harus berasal dari buah pala yang
benar-benar masak. Buah pala bijinya akan digunakan sebagai benih
hendaknya berasal dari pohon pala yang mempunyai sifat-sifat: (1) pohon dewasa yang tumbuhnya sehat; (2) mampu berproduksi tinggi dan kwalitasnya
baik.
Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Perkebunan Nomor: KB.
010/42/SK/ DJ. BUN/9/1984, telah ditetapkan dan dipilih pohon induk yang
dapat dipergunakan sebagai sumber benih yang tersebar di 4 propinsi, yaitu:
Sumatera Barat, Jawa Barat, Sulawesi Utara dan Maluku. Biji-biji dari pohon
induk terpilih yang akan digunakan sebagai benih harus diseleksi, yaitu dipilih
biji-biji yang ukurannya besar dengan bobot minimum 50 gram/biji, berbentuk
agak bulat dan simetris, kulit biji berwarna coklat kehitam-hitaman dan
mengkilat, tidak terserang oleh hama dan penyakit.
Buah pala yang dipetik dari pohon dan akan dijadikan benih harus segera
diambil bijinya, paling lambat dalam waktu 24 jam biji-biji tersebut harus sudah
disemaikan. Hal ini disebabkan oleh sifat biji pala yang daya berkecambahnya
dapat cepat menurun.
b) Penyemaian
Tanah tempat penyemaian harus dekat sumber air untuk lebih memudahkan
melakukan penyiraman pesemaian. Tanah yang akan dipakai untuk
penyemaian harus dipilih tanah yang subur dan gembur. Tanah diolah dengan
cangkul dengan kedalaman olakan sekitar 20 cm dan dibuat bedengan dengan
ukuran lebar sekitar 1,5 cm dan panjangnya 5-10 cm, tergantung biji pala yang
akan disemaikan. Bedengan dibuat membujur Utara-Selatan. Kemudian tanah
yang sudah diolah tersebut dicampuri dengan pupuk kandang yang sudah jadi
(sudah tidak mengalami fermentasi) secara merata secukupnya supaya tanah
bedengan tersebut menjadi gembur. Sekeliling bedengan dibuka selokan kecil
yang berfungsi sebagai saluran drainase.
Bedengan diberi peneduh dari anyaman daun kelapa/jerami dengan ukuran
tinggi sebelah Timur 2 m dan sebelah Barat 1 m. maksud pemberian peneduh
ini adalah agar pesemaian hanya terkena sinar matahari pada pagi sampai
menjelang siang hari dan pada siang hari yang panas terik itu persemaian itu
terlindungi oleh peneduh.
Tanah bedengan disiram air sedikit demi sedikit sehingga kebasahannya
merata dan tidak sampai terjadi genangan air pada bedengan. Kemudian biji-biji
pala disemaikan dengan membenamkan biji pala sampai sedalam sekiat 1 cm
di bawah permukaan tanah bedengan. Jarak persemaian antar-biji adalah
15X15 cm. Posisi dalam membenamkan biji/benih harus rapat, yakni garis putih
pada kulit biji terletak di bawah. Pemeliharaan pesemaian terutama adalah
menjaga tanah bedengan tetap dalam keadaan basah (disiram dengan air) dan
menjaga agar tanah bedengan tetap bersih dari gulma).
Setelah biji berkecambah yaitu sudah tumbuh bakal batangnya. Maka bibit
pada pesemaian tersebut dapat dipindahkan ke kantong polybag yang berisi media tumbuh berupa tanah gembur yang subur dicampur dengan pupuk
kandang. Pemindahan bibit dari pesemaian ke kantong polybag harus
dilakukan secara hati-hati agar perakarannya tidak rusak.
Polybag yang sudah berisi bibit tanaman harus diletakkan pada tempat yang
terlindung dari sinar matahari/diletakkan berderet-deret dan diatasnya diberi
atap pelindung berupa anyaman daun kelapa/jerami.
Pemeliharaan dalam polybag terutama adalah menjaga agar media tumbuhnya
tetap bersih dari gulma dan menjaga media tumbuh dalam keadaan tetap
basah namun tidak tergantung air. Agar tidak tergenang air, bagian bawahnya
dari polybag harus diberi lubang untuk jalan keluar air siraman/air hujan.
Bibit-bibit tersebut dapat dilakukan pemupukan ringan, yakni dengan pupuk
TSP dan urea masing-masing sektar 1 gram tiap pemupukan. Pupuk ditaruh di
atas permukaan media tumbuh kemudian langsung disiram. Pemupukan
dilakukan 2 kali dalam setahun, yakni pada awal musim hujan dan pada akhir
musim hujan. Setelah bibit tanaman mempunyai 3–5 batang cabang, maka bibit
ini dapat dipindahkan/ditanam di lapangan.
2) Perbanyakan Cara Cangkok (Marcoteren)
Perbanyakan tanaman pala dengan cara mencangkok bertujuan untuk
mendapatkan tanaman yang mempunyai sifat-sifat asli induknya (pohon yang
dicangkok).
Hal yang diperhatikan dalam memilih batang/cabangyang akan dicangkok adalah
dari pohon yang tumbuhnya sehat dan mampu memproduksi buah cukup banyak,
pohon yang sudah berumur 12–15 tahun. Batang/cabang yang sudah berkayu,
tetapi tidak terlalu tua/terlalu muda.
Cara mencangkok (marcotern):
a) Batang/cabang dikelupas kulitnya dengan pisau tajam secara melingkar
sepanjang 3–4 cm. Posisi cangkokan sekitar 25 cm dari pangkal
batang/cabang. Lendir/kambium yang melapisi kayu dihilangkan dengan cara
disisrik kambiumnya, batang yang akan dicangkok tersebut dibiarkan selama
beberapa jam sampai kayunya yang tampak itu kering benar.
b) Ambillah tanah yang gembur dan sudah dicampuri dengan pupuk kandang
dalam keadaan basah dan menggumpal. Kemudian tanah tersebut
ditempelkan/dibalutkan pada bagian batang yang telah dikuliti berbentuk
gundukan tanah. Gundukan tanah tersebut kemudian dibalut dengan sabut
kelapa/plastik. Agar tanah dapat melekat erat pada batang yang sudah dikuliti,
maka sabut kelapa/plastik pembalut itu diikat dengan tali secara kuat pada
bagian bawa, bagian tengah dan bagian atas. Bila menggunakan pembalut dari
palstik, maka bagian atas dan bagian bawah harus diberi lubang kecil untuk
memasukkan air siraman (lubang bagian atas) dan sebagai saluran drainase. Bila pencangkokkan ini berhasil dengan baik, maka setelah 2 bulan akan tumbuh
perakarannya. Jika perakaran cangkokkan itu sudah siap untuk dipotong dan
dipindahkan keranjang atau ditanam langsung di lapangan.
3) Perbanyakan Cara Peyambungan (Enten Dan Okulasi)
Sistem penyambungan ini adalah menempatkan bagian tanaman yang dipilih
pada bagian tanaman lain sebagai induknya sehingga membentuk satu tanaman
bersama. Sistem penyambungan ini ada dua cara, yakni:
a) Penyambungan Pucuk (entern, grafting)
Penyambungan pucuk ini ada tiga macam yaitu :
1. Enten celah (batang atas dan batang bawah sama besar)
2. Enten pangkas atau kopulasi
3. Enten sisi (segi tiga)
b) Penyambungan mata (okulasi)
Penyambungan mata ada tiga macam yaitu :
1. Okulasi biasa (segi empat)
2. Okulasi “T”
3. Forkert
Setelah 3-4 bulan sejak penyambungan dengan sistem enten atau okulasi itu
dilakukan dan jika telah menunjukkan adanya pertumbuhan batang atas (pada
penyambungan enten) dan mata tunas (pada penyambungan okulasi), tanaman
sudah dapat ditanam di lapangan.
4) Perbanyakan Cara Penyusuan (Inarching Atau Approach Grafting)
Dalam sistem penyusuan ini, ukuran batang bawah dan batang atas harus sama
besar (kurang lebih besar jari tangan orang dewasa). Cara melakukannya adalah
sebagai berikut:
a) Pilihlah calon bawah dan batang atas yang mempunyai ukuran sama.
b) Lakukanlah penyayatan pada batang atas dan batang bawah dengan bentuk
dan ukuran sampai terkena bagian dari kayu.
c) Tempelkan batang bawah tersebut pada batang atas tepat pada bekas sayatan
tadi dan ikatlah pada batang atas tepat pada bekas sayatan dan ikat dengan
kuat tali rafia.
Setelah beberapa waktu, kedua batang tersebut akan tumbuh bersama-sama
seolah-olah batang bawah menyusu pada batang atas sebagai induknya. Dalam
waktu 4–6 minggu, penyusuan ini sudah dapat dilihat hasilnya. Jika batang atas
daun-daunnya tidak layu, maka penyusuan itu dapat dipastikan berhasil. Setelah 4
bulan, batang bagian bawah dan bagian atas sudah tidak diperlukan lagi dan
boleh dipotong serta dibiarkan tumbuh secara sempurna. Jika telah tumbuh
sempurna, maka bibit dari hasil penyusuan tersebut sudah dapat ditanam di lapangan. 5) Perbanyakan Cara Stek
Tanaman pala dapat diperbanyak dengan stek tua dan muda yang dengan 0,5%
larutan hormaon IBA. Penyetekan menggunakan hormon IBA 0,5%, biasanya
pada umur 4 bulan setelah dilakukan penyetekan sudah keluar akar-akarnya.
Kemudian tiga bulan berikutnya sudah tumbuh perakaran yang cukup banyak.
Percobaan lain adalah dengan menggunakan IBA 0,6% dalam bentuk kapur.
Penyetekan dengan menggunakan IBA 0,6%, biasanya setelah 8 minggu sudah
terbentuk kalus di bagian bawah stek. Kemudian jika diperlukan untuk kedua
kalinya dengan larutan IBA 0,5%, maka setelah 9 bulan kemudian sudah tampak
perakaran.
6.2. Pengolahan Media Tanam
Kebun untuk tanaman pala perlu disiapkan sebaik-baiknya, di atas lahan masih
terdapat semak belukar harus dihilangkan. Kemudian tanah diolah agar menjadi
gembur sehingga aerasi (peredaran udara dalam tanah) berjalan dengan baik.
Pengolahan tanah sebaiknya dilakukan pada musim kemarau supaya proses
penggemburan tanah itu dapat lebih efektif.
Pengolahan tanah pada kondisi lahan yang miring harus dilakukan menurut arah
melintang lereng. Pengolahan tanah dengan cara ini akan membentuk alur yang
dapat mencegah aliran permukaan tanah/menghindari erosi.
Pada tanah yang kemiringan 20% perlu dibuat teras-teras dengan ukuran lebar
sekitar 2 m, dapat pula dibuat teras tersusun dengan penanaman sistem kountur,
yaitu dapat membentuk teras guludan, teras kredit/teras bangku.
6.3. Teknik Penanaman
Penanaman bibit dilakukan pada awal musim hujan. Hal ini untuk mencegah agar
bibit tanaman tidak mati karena kekeringan, bibit tanaman yang berasal dari biji dan
sudah mempunyai 3–5 batang cabang biasanya sudah mampu beradaptasi dengan
kondisi lingkungan sehingga pertumbuhannya dapat baik.
Penanaman yang berasal dari biji dilakukan dengan cara sebagai berikut: polybag
(kantong pelastik) di lepaskan terlebih dahulu, bibit dimasukkan kedalam lubang
tanam dan permukaan tanah pada lubang tanam tersebut dibuat sedikit dibawah
permukaan lahan kebun. Setelah bibit-bibit tersebut ditanam, kemudian lubang
tanam tersebut disiram dengan air supaya media tumbuh dalam lubang menjadi
basah.
Bila bibit pala yang berasal dari cangkok, maka sebelum ditanam daun-daunnya
harus dikurangi terlebih dahulu untuk mencegah penguapan yang cepat. Lubang
tanam untuk bibit pala yang berasal dari cangkang perlu dibuat lebih dalam. Hal ini
dimaksudkan agar setelah dewasa tanaman tersebut tidak roboh karena sistem akaran dari bibit cangkokan tidak memiliki akar tunggang. Setelah bibit di tanam,
lubang tanam harus segera disiram supaya media tumbuhan menjadi basah.
Penanaman bibit pala yang berasal dari enten dan okulasi dapat dilakukan seperti
menanam bibit-bibit pala yang berasal dari biji. Lubang tanaman perlu dipersiapkan
satu bulan sebelum bibit ditanam. Hal ini bertujuan agar tanah dalam lubangan
menjadi dayung (tidak asam), terutama jika pembuatannya pada musim hujan,
lubang tanam dibuat dengan ukuran 60 x 60 x 60 cm untuk jenis tanah ringan dan
ukuran 80x80x80 cm untuk jenis tanah liat.
Dalam menggali lubang tanam, lapisan tanah bagian atas harus dipisahkan dengan
lapisan tanah bagian bawah, sebab kedua lapisan tanah ini mengandung unsur yang
berbeda. Setelah beberapa waktu, tanah galian bagian bawah di masukkan lebih
dahulu, kemudian menyusul tanah galian bagian atas yang telah dicampur dengan
pupuk kandang secukupnya.
Jarak tanam yang baik untuk tanaman pala adalah: pada lahan datar adalah 9x10
m. Sedangkan pada lahan bergelombang adalah 9x9 m.
6.4. Pemeliharaan Tanaman
Untuk mencegah kerusakan atau bahkan kematian tanaman, maka perlu di
usahakan tanaman pelindung yang pertumbuhannya cepat, misalnya tanaman jenis
Clerisidae atau jauh sebelumnya bibit pala di tanam, lahan terlebih dahulu di tanami
jenis tanaman buah-buahan/tanaman kelapa.
1) Penyulaman harus dilakukan dilakukan jika bibit tanaman pala itu
mati/pertumbuhannya kurang baik.
2) Pada akhir musim hujan, setelah pemupukan sebaiknya segera dilakukan
penyiraman agar pupuk dapat segera larut dan diserap akar. Pada waktu tanaman
masih muda, pemupukan dapat dilakukan dengan pupuk organik (pupuk kandang)
dan pupuk anorganik ( pupuk kimia sama dengan pupuk buatan) yaitu berupa
TSP, Urea dan KCl. Namun jika tanaman sudah dewasa/sudah tua, pemupukan
yang dan lebih efektif adalah pupuk anorganik. Pemupukan dilakukan dua kali
dalam setahun, yaitu pada awal musim hujan dan pada akhir musim hujan.
3) Sebelum pemupukan dilakukan, hendaknya dibuat parit sedalam 10 cm dan lebar
20 cm secara melingkar di sekitar batang pokok tanaman selebar kanopi (tajuk
pohon), kemudian pupuk TSP, Urea dan KCl ditabur dalam parit tersebut secara
merata dan segera ditimbun tanah dengan rapat. Jika pemupukan di lakukan pada
awal musim hujan, setelah dilakuakan pada akhir musim hujan, maka untuk
membantu pelarutan pupuk dapat dilakukan penyiraman, tetapi jika kondisinya
masih banyak turun hujan tidak perlu dilakukan penyiraman.
7. HAMA DAN PENYAKIT
7.1. Hama
1) Penggerek batang (Batocera sp)
Tanaman pala yang terserang oleh hama ini dalam waktu tertentu dapat
mengalami kematian. Gejala: terdapat lubang gerekan pada batang diameter 0,5–
1 cm, di mana didapat serbuk kayu. Pengendalian: (1) menutup lubang gerekan
dengan kayu/membuat lekukan pada lubang gerekan dan membunuh hamanya.
(2) memasukkan/menginjeksikan (menginfuskan) racun serangga seperti Dimicron
199 EC dan Tamaran 50 EC sistemik ke dalam batang pohon pala menggunakan
alat bor, dosis yang dimasukkan sebanyak 15–20 cc dan lubang tersebut segera
ditutup kembali.
2) Anai-Anai / Rayap
Hama anai-anai mulai menyerang dari akar tanaman, masuk ke pangkal batang
dan akhirnya sampai ke dalam batang. Gejala: terjadinya bercak hitam pada
permukaan batang, jika bercak hitam itu dikupas, maka sarang dan saluran yang
dibuat oleh anai-anai (rayap) akan kelihatan. Pengendalian: menyemprotkan
larutan insektisida pada tanah di sekitar batang tanaman yang diserang,
insektisida disemprotkan pada bercak hitam supaya dapat merembes kedalam
sarang dan saluran-saluran yang dibuat oleh anai-anai tersebut.
3) Kumbang Aeroceum fariculatus
Hama kumbang berukuran kecil dan sering menyerang biji pala. Imagonnya
menggerek biji dan meletakkan telur di dalamnya. Di dalam biji tersebut, telur akan
menetas dan menjadi larva yang dapat menggerek biji pala secara keseluruhan.
Pengendalian: mengeringkan secepatnya biji pala setelah diambil dari buahnya.
7.2. Penyakit
1) Kanker batang
Gejala: terjadinya pembengkakan batang, cabang atau ranting tanaman yang
diserang. Pengendalian: membersihkan kebun dari semak belukar, memangkas
bagian yang terserang dan dibakar.
2) Belah putih
Penyebab: cendawan coreneum sp. yang dapat menyebabkan buah terbelah dan
gugur sebelum tua. Gejala: terdapat bercak-bercak kecil berwarna ungu kecoklatcoklatan
pada bagian kuliat buah. Bercak-bercak tersebut membesar dan
berwarna hitam. Pengendalian: (1) membuat saluran pembuangan air (drainase) yang baik; (2) pengasapan dengan belerang di bawah pohon dengan dosis 100
gram/tanaman.
3) Rumah Laba-Laba
Menyerang cabang, ranting dan daun. Gejala: daun mengering dan kemudian
diikuti mengeringnya ranting dan cabang. Pengendalian: memangkas cabang,
ranting dan daun yang terserang, kemudian dibakar.
4) Busuk buah kering
Penyebab: jamur Stignina myristicae. Gejala: berupa bercak berwarna coklat,
bentuk bulat dan cekung dengan ukuran bercak bervariasi, yakni dari yang
berukuran sangat kecil sampai sekitar 3 cm; pada kulit buah tampak gugusangugusan
jamur berwarna hijau kehitam-hitaman dan akhirnya bercak-bercak
tersebut terjadi kering dan keras. Pengendalian: (1) kondisi kelembaban di sekitar
pohon pala perlu dikurangi, misalnya dengan mengurang kerimbunan pohonpohon
lain di sekitar pala dengan memangkas sebagian cabang-cabangnya yang
berdaun rimbun, kemudian tanah di sekitar pohon dibersihkan, tidak terdapat
gulma atau tanaman-tanaman perdu lainnya; (2) buah pala dan daun yang
terserang penyakit ini segera dipetik dan dipendam dalam tanah; (3) dapat
dilakukan dengan penyemprotan fungisida secara yang rutin, yakni 2–4 minggu
sekali, baik pada saat ada serangan maupun tidak ada serangan dari penyakit ini,
fungsida yang dapat digunakan adalah yang mengandung bahan aktif mancozeb,
karbendazim dan benomi.
5) Busuk buah basah
Penyebab: jamur Collectotrichum gloeosporiodes, yang menyerang atau
menginfeksi buah yang luka. Gejala: buah pala tampak busuk warna coklat yang
sifatnya lunak dan basah; gejala ini timbul pada sekitar tangkai buah yang melekat
pada buah sehingga buah mudah gugur. Pengendalian: dengan busuk buah
kering.
6) Gugur buah muda
Gejala: adanya buah muda yang gugur. Penyebab: penyakit ini belum diketahui
dengan jelas. Pengendalian: dengan mengkombinasikan (memadukan) antara
pemupukan dan pemberian fungisida.
8).PANEN
8.1. Ciri dan Umur Panen
Umumnya pohon pala mulai berbuah pada umur 7 tahun dan pada umur 10 tahun
telah berproduksi secara menguntungkan. Produksi pada akan terus meningkat dan
pada umur 25 tahun mencapai produksi tertinggi. Pohon pala terus berproduksi
sampai umur 60–70 tahun. Buah pala dapat dipetik (dipanen) setelah cukup masak
(tua), yakni yaitu sekitar 6–7 bulan sejak mulai bunga dengan tanda-tanda buah pala
yang sudah masak adalah jika sebagian dari buah tersebut tersebut murai merekah
(membelah) melalui alur belahnya dan terlihat bijinya yang diselaputi fuli warna
merah. Jika buah yang sudah mulai merekah dibiarkan tetap dipohon selama 2-3
hari, maka pembelahan buah menjadi sempurna (buah berbelah dua) dan bijinya
akan jatuh di tanah.
Di Daerah Banda, dikenal 3 macam waktu panen tiap tahun, yaitu: (1) panen
raya/besar (pertengahan musim hujan); panen lebih sedikit (awal musim hujan) dan
panen kecil (akhir musim hujan). Panen buah pala pada permulaan musim hujan
memberikan hasil paling baik (berkualitas tinggi) dan bunga pala (fuli) yang paling
tebal.
8.2. Cara Pemetikan
Pemetikan buah pala dapat dilakukan dengan galah bambu yang ujungnya
diberi/dibentuk keranjang (jawa: sosok). Selain itu dapat pula dilakukan dengan
memanjat dan memilih serta memetik buah-buah pala yang sudah masak benar.
9. PASCAPANEN
9.1. Pemisahan Bagian Buah
Setelah buah-buah pala masak dikumpulkan, buah yang sudah masak dibelah dan
antara daging buah, fuli dan bijinya dipisahkan. Setiap bagian buah pala tersebut
ditaruh pada wadah yang kondisinya bersih dan kering. Biji-biji yang terkumpul perlu
disortir dan dipilah-pilahkan menjadi 3 macam yaitu: (1) yang gemuk dan utuh; (2)
yang kurus atau keriput; dan (3) yang cacat.
9.2. Pengeringan Biji
Biji pala yang diperoleh dari proses ke-I tersebut segera dijemur untuk menghindari
serangan hama dan penyakit. Biji dijemur dengan panas matahari pada lantai
jemur/tempat lainnya. Pengeringan yang terlalu cepat dengan panas yang lebih
tinggi akan mengakibatkan biji pala pecah. Biji pala yang telah kering ditandai
dengan terlepas bagian kulit biji (cangkang), jika digolongkan akan kocak dan kadar
airnya sebesar 8–10 %.

manfaat buah pala



Selain sebagai rempah-rempah, pala juga berfungsi sebagai tanaman penghasil minyak atsiri yang mampu mengatasi berbagai macam keluhan seperti Gangguan pencernaan, reumatik termasuk pula sulit tidur (insomnia).

Insomnia adalah gejala kelainan dalam tidur berupa kesulitan untuk tidur atau mempertahankan tidur walaupun ada kesempatan untuk itu. Insomnia sering disebabkan oleh suatu penyakit atau akibat lain dari persoalan psikologis.

Obat sederhana untuk mengatasinya adalah dengan meminum air pala. Tumbuk buah pala sampai menjadi bubuk, cukup 1 sendok teh untuk sekali minum. Seduhlah dengan segelas air panas dan bubuhi dengan gula batu atau gula pasir. Diminum saat masih hangat sesudah makan malam.

Cara kedua, Pijatlah seluruh bagian tubuh hingga lemas, lalu makan sayuran kangkung sebanyak mungkin. Lebih bagus lagi jika di akhiri dengan minum jus buah pala.